Assalamualaikum wr wb
Kali ini saya akan berbagi tentang Adventure yaitu Pendakian
Semeru Via Tumpang Malang
Ya langsung saja, perjalanan kami ini dijalani dengan penuh
kebersamaan, tantangan, dan keberanian. Kami hanya ber 3 berangkat dari
Banyuwangi. Dari banyuwangi pada pukul 00.00 WIB kami berangkat dengan bus
tujuan Jember sampai di Jember kami ambil bus jurusan Surabaya dan turun di
Probolinggo untuk ganti bus jurusan Arjosari Malang.
Sampai di Malang kami seperti orang ling-lung tidak tau mau
kemana, akhirnya 2 teman saya pergi ke kota untuk mencari penyewaan sepeda
karena denger kabar kalau naik Jip itu mahal, yaudah oke, saya tunggu saja
mereka di Pertamina deket terminal, di
penantian itu tiba-tiba saya tertidur dan dibangunkan oleh seorang pendaki dari
Yogyakarta, dia sendirian dan memutuskan untuk bareng bersama rombongan kami,
dan akhirnya 2 teman saya datang dan hanya bisa membawa 1 sepeda saja, akhirnya
kami putuskan untuk naik Jip saja, terpaksa ceritanya.
Tumpang adalah tujuan selanjutnya untuk bisa menyewa Jip
menuju Ranu Pani, untuk menuju Tumpang sangatlah mudah, cukup dengan angkot
(Rp. 10.000/orang) bisa sampai base camp Jip menuju Ranu Pani, oh iya Angkot
yang digunakan adalah Angkot yang berwarna putih berkode TA.
Sampai di Tumpang tepatnya base camp para pendaki ber Jip
dan setelah bertanya-tanya ternyata Jip hanya berangkat dengan kapasitas 12
orang dengan harga (Rp. 55.000/orang) ya gak papa dah demi Semeru apapun iya
deh, sebelum berangkat ke Ranu Pani anda akan diperiksa kelengkapan persyaratan
pendakian, yaitu :
Surat Keterangan
sehat
Materai 6000
Mengisi Formulir
pendaftaran pendakian
Semua persyaratan itu harus terlengkapi dan dibawa ke Ranu
Pani untuk mendaftar di Pos Pendaftaran dan membayar (Rp. 17.500/hari/orang
untuk hari biasa dan Rp.22.500/hari/orang untuk weekend) Pos pendaftaran buka
jam 07.00 WIB dan tutup pada pukul 16.00 WIB, jadi start pendakian resmi hanya
dilakukan jam itu, kenapa saya bilang itu pendakian resmi? ,karena ada saja
pendaki yang nakal yang tidak ingin membayar sehingga tidak mendapat asuransi
dan melakukan pendakiannya pada jam selain itu, tetapi saran saya taatilah
peraturan saja deh.
Setelah penuh perhitungan kami di Tumpang akhirnya kami
putuskan untuk berangkat naik Jip aja deh, dan rombongan kami menjadi 8 orang
ketambahan temen dari Pekalongan yang katanya sih ga jadi ke Gunung Arjuno
karena kebakaran dan akhirnya mereka putuskan untuk ke Semeru aja, hahah, cukup
penuh petualangan di Pendakian kali ini, oh ia di base camp Tumpang itu deket
banget dengan pasar Tumpang, jadi jika anda ingin berbelanja logistik di sana
aja biar ga repot bawa dari rumah.
Yap kami berangkat lumayan sore ya sekitar jam 15.30 WIB
dari Tumpang menuju Ranu Pani, perjalanan berlangsung selama 2 Jam dan kami
disambut dengan panorama alam yang sangat indah, pedesaan, hutan, bukit,
ladang, dan saya sangat terkejut dengan sambutan Gunung Bromo menandakan
kebesaran Allah sang pencipta alam dan tak lupa juga sambutan sang Mahameru
yang menjulang gagah diantara bukit - bukit yang lainnya.
Sampai di Ranu Pani kami disambut dengan suhu yang sangat
dingin, ditambah dengan matahari yang mulai menyembunyikan dirinya menambah
suasana pegunungan yang sunyi senyam. Di base camp Ranu Pani banyak sekali para
pendaki yang mulai merencanakan langkah mereka dan tidak ketinggalan kami juga
menyusun siasat pendakian, dan setelah kami perhitungkan dengan menyesuaikan
dengan isi dompet kami yang mulai menganga akhirnya kami putuskan untuk
melanggar peraturan :D hahahah tadi ngelarang tapi kelakuan kami jangan ditiru
ya ini hanya kepepet saja kok, karena budget kami terkuras habis oleh logistik
dan transportasi.
Kami mulai melakukan pendakian pada pukul 06.00 WIB dengan
menggunakan jalur pendakian yang resmi dari Panitia karena di Semeru ada 2
jalur yaitu yang pertama adalah jalur pendakian dimana anda akan mengintari
bukit untuk menuju Ranu Kumbolo dan yang kedua adalah jalur ayek-ayek dimana
anda akan menerobos bukit, jalur ayek-ayek sangat menguras tenaga tetapi anda
akan disuguhi pemandangan indah dari puncak bukit dan savana ayek-ayek yang
sunyi mengekspresikan ketenangan Gunung Semeru. 2 jalur tersebut akan sama
tujuannya yaitu Ranu Kumbolo,
Jalur pendakian sangat berliku-liku dihiasi hutan lebat,
jurang-jurang, samudra di atas awan, dan banyak pula para pendaki yang turun.
Untuk jalur ini sangat rawan terjadi longsor dikarenakan jalan yang sangat
curam dan struktur tanah yang gembur berdebu tebal. Dengan jalur ini untuk
mencapai Ranu Kumbolo dibutuhkan waktu sekitar 4 - 5 jam.
Sampai di Ranu Kumbolo, kami dikejutkan dengan air jernih
dan suhu yang dingin. Hilang semua lelah kami akibat tanjakan-tanjakan Gunung
Semeru ini, tetapi masih ada lagi tanjakan-tanjakan yang menanti yaitu Tanjakan
Cinta begitulah julukannya. Di Ranu Kumbolo inilah para pendaki beristirahat,
tak banyak yang langsung melanjutkan pendakian menuju Kali Mati, tetapi kami
berdelapan tidak sabar untuk menapakkan kaki di Puncak Tertinggi di Jawa
Mahameru 3676 mdpl.
Untuk merelakan keindahan Sang Ranu Kumbolo, kami harus
menerjang tanjakan yang cukup menguras tenaga kami, yaitu Tanjakan Cinta yang
menghubungkan Ranu Kumbolo dengan Oro-oro Ombo. Trek Tanjakan Cinta mudah sih,
tetapi sangat menanjak dan debu bekas pijakan para pendaki yang membuat
pernapasan menjadi sesak dan semakin menguras tenaga anda, saya sarankan saat
melewati Tanjakan Cinta anda menggunakan masker dan membawa sebotol air di
tangan.
Setelah melewati Tanjakan Cinta kami beristirahat di Puncak
antara Tanjakan Cinta dan Oro-oro Ombo, suasana saat itu sangat pas, angin
bersilir ditambah indahnya Ranu Kumbolo dari atas sini, sangat memanjakan
pikiran untuk anda yang stres dengan pekerjaan anda. Sekitar 10 menit kami
beristirahat dari tarikan Tanjakan Cinta, kami langsung melanjutkan perjalanan
menuju Kali Mati dengan melewati Oro-oro Ombo yang tak kala indahnya dengan
eksotisnya Ranu Kumbolo, Oro-oro ombo adalah sebuah savana dikelilingi bukit
dengan bunga berwarna ungu (lavender) di sebagian daerahnya, ada 2 jalur di
Oro-oro Ombo, yaitu jalur turun dan jalur datar, para pendaki biasa menggunakan
jalur turun ke savana untuk menuju Kali Mati, dikarenakan tidak memakan tenaga
,sedangkan jalur datar digunakan untuk para pendaki saat kembali ke Ranu
Kumbolo, karena suasana di sana sangat panas, trek berpasir, saya saranin jangan
terlalu lama di savana karena cahaya matahari tidak segan-segan akan memanggang
tubuh kalian.
Perjalanan dari Oro-oro Ombo menuju Kali Mati masih lumayan
jauh, kita akan mengintari sebuah gunung yang entah ama namanya, konon sih di
sana masih banyak Harimau, Macan Kumbang, Macan Tutul, dll, karena Mahameru
adalah habitat mereka, jadi jangan kaget apabila di perjalanan anda disapa oleh
mereka. Lanjut tentang perjalanan ya, nah, Oro-oro Ombo sudah kami lalui, kami
beristirahat lagi di pos, dimana banyak sekali Penduduk Ranu Pani yang
berjualan di sana, anda bisa membeli makanan disana, tapi karena uang kami
sudah sangat menipis, jadi cuma bisa melihat tapi tak bisa memiliki :D hahaha.
Trek menuju Kali Mati biasa saja sih, tidak terlalu menanjak
tetapi jalan berpasir dan cuaca yang sangat panas, membuat dada sesak dan mudah
lelah, trek tidak terlalu menanjak tetapi sangat panjang hingga memakan waktu
sekitar 3-4 Jam. Di tengah perjalanan kami sempat kewalahan banget, akhirnya
kami ketiduran sekitar 30 menit di perjalanan, hahaha sungguh menyatu dengan
alam, di perjalanan perut terasa lapar haha, akhirnya kami bertemu dengan
daerah yang agak lapang dan langsung launcingkan kompor kami masak :D, 2 orang
dari kami memilih untuk melanjutkan menuju Kali Mati karena perjalanan kesana
hanya sekitar 1 jam lagi dengan trek menanjak langsung datar sampai Kali Mati.
Suasana Mahameru sangat indah tiada tara, kami makan serasa berada di restoran
bintang 9 :v menghayal. Setalah berbincang-bincang kami lanjutkan perjalanan
menuju Kali Mati.
Dari tempat kami istirahat tadi, perjalanan hanya kami
tempuh selama 45 menit dengan trek berpasir dan cuaca yang sangat panas, bisa
disebut daerah ini adalah Afrikanya Indonesia, karena suasana dan tempat yang
mirip sekali dengan Afrika. Di trek ini, Mahameru sudah mulai terlihat
menjulang gagah diantara awan-awan disekitarnya yang menambah keindahan langit
dan semangat para pendaki untuk segera menapakkan kakinya ke Puncak Mahameru.
Sampai di Kali Mati, langsung saja kami istirahat terebih
dahulu sebelum mendirikan tenda, saya teringat 2 teman saya dari Banyuwangi
tadi dan bergabung dengan mereka untuk membuang lelah, laparnya perut, dan
melindungi kulit dari semburan panas sang matahari. Dari Ranu Kumbolo kami
membawa sekitar 8 botol air, dan cukup terkuras di perjalanan untuk makan di
Kali Mati, ternyata di sini masih ada sumber air, untuk menuu sumber air dari
Camp memerlukan waktu 30 menitan, dengan trek berpasir turun, wah kebayang ya
kembalinya naik lagi :D, tapi walaupun begitu demi kesejahteraan bersama,
kamipun mengisi botol kami dengan air dari Kali Mati ini.
Banyak sekali tenda di Kali Mati yang rata-rata mau menuju
puncak Mahameru pada jam 01.00 WIB dini hari, hmmm, kami berencana beristirahat
dan Summit Puncak Mahameru pada pukul 02.00 WIB dini hari dengan perjalanan
dari Kali Mati menuju puncak sekityar 6 jam waktu normal, dikarenakan trek
berpasir yang apabila anda menginjaknya satu langkah maka akan berongsot
kebawah 3 langkah, jadi harus ekstra tenaga, kesabran, dan tekat.
Istirahat kami lakukan setelah menjalankan salat magrib dan
bangun pada jam 00.00 WIB, jadi ada waktu sekitar 2 jam untuk mempersiapkan
diri Summit Puncak, dan ternyata rombongan dari Yogyakarta dan Pekalongan tidak
Summit puncak pada hari ini dikarenakan kelelahan, ya sudah, kami bertiga
melawan ganasnya Mahameru bersama dan saling menjaga :D ciee. Untuk menuju
puncak kami membawa 1 tas carier dengan isinya cuman air 4 botol dengan 1 botol
adalah air gula untuk menambah stamina dan madu di saku saya. Suhu sangat
dingin saat itu dikarenakan musim kemarau, ya sudah kami menyiasati dengan
merangkap pakaian kita dengan mantel plastik setelah itu jaket, sungguh
strategi yang jitu.
Malam itu, perjalanan Summit Puncak Mahameru ditemani
terangnya sinar bulan lembut menyelimutu tubuh kami harus bergelut dengan trek
berpasir semeru, pada awal perjalanan trek adalah berpasir dengan kanan kiri
adalah jurang dibalut pepohonan dan eksotisnya bunga edelwis yang mekar saat
itu. sekitar 1 jam kita sampai di Arcopodo, Arcopodo dulunya adalah post yang
dipakai untuk para pendaki beristirahat, tetapi sekarang dilarang dikarenakan
cuaca dan keadaan alam yang mulai ganas tak menutup kemungkinan Mahameru akan
menggilas nyawa mereka. Sampai Arcopodo ke atas, kami mulai menemui trek pasir
merongsot yang orang-orang ceritakan kemarin, sangat kewalahan dan debu yang
berterbangan kesana-kemari menambah sesak pada alat pernapasan kami, untuk itu,
masker dan penutup kepala kami kenakan untuk melawan ganasnya Mahameru. Betul
banget apa yang mereka katakan satu kali langkah 3 kali ngesot, wahhhhh,
perjalanan seperti ini selama 5 jam, itu sangat menguras tenaga kami, tetapi
pada tengah perjalanan pasir, kami dikejutkan dengan indahnya sunrise dari
pasri Mahameru, sungguh tubuh ini rasanya tak mampu berbuat apa-apa selain
menikmati suguhan sang Pencipta Allah SWT.
Pada trek
ini, sebaiknya anda harus ekstra hati-hati, karena seringnya batu dari atas
berguling ke bawah dan tak menutup kemungkinan akan mengenai anda dan meregut
nyawa, sudah banyak kasus seperti ini terjadi dalam pendakian Mahameru, sekitar
jam 08.00 WIB kami pun sampai di Puncak Tanah Jawa, ketinggian 3676 mdpl Puncak
Mahameru Gunung Semeru. Semua daha, lapar, dan lelah terasa pergi begitu saja setelah melihat bendera merap putih berkibar dengan gagahnya di puncak ini. Kami dikagetkan dengan suara gemuruh kawah Semeru, duarrrr, asap pun keluar dari kawah menambah kegagahan Mahameru saat itu. Kami sarankan jangan terlalu lama berada di puncak Mahameru dikarenakan suhu yang sangat dingin berbahaya untuk tubuh anda.
Kami turun dengan perasaan penuh dengan kepuasan, tetapi misi utama kami belum terpecahkan, yaitu kembali ke rumah dengan selamat. Sampai di Kali Mati hanya memerlukan waktu 1 jam untuk turun, karena trek pasir tersebut apabila dipijak akan meluncur sendirinya seperti bermain ski es, tetapi anda perlu waspada sepenuhnya. Karena ganasnya Mahameru dapat membuat anda mati kutu dipelukan Gunung Semeru.
Sampai di Kali Mati kami bertiga langsung mempersiapkan diri, membereskan semuanya dan langsung turun menuju Ranu Pani.
Maaf kami tidak menceritakan kisah turun kami secara rinci dikarenakan sesuatu terjadi :)
Ini adalah Foto-foto kami